Para pemilih di kota terbesar Brazil, Sao Paulo, pada Minggu (27/10), memilih kembali Wali Kota Ricardo Nunes setelah kampanye yang penuh gejolak yang mempertemukannya dengan sekutu sayap kiri Presiden Luiz Inacio Lula da Silva.
Nunes, yang menerima dukungan hangat dari mantan Presiden Jair Bolsonaro dalam kampanyenya, tampak berusaha menjauhkan diri dari pemimpin sayap kanan tersebut dalam pidato kemenangannya.
Nunes, yang mewarisi jabatan wali kota setelah Bruno Covas meninggal karena kanker pada tahun 2021, memperoleh hampir 60% suara untuk memastikan empat tahun lagi masa jabatannya, kata pejabat pemilu. Dia mengungguli anggota parlemen Guilherme Boulos dalam putaran kedua setelah putaran pertama pemungutan suara pada 7 Oktober.
Wali kota yang terpilih kembali itu tidak menyebut Bolsonaro sebagai salah satu orang yang membantunya menang dan justru mengagung-agungkan Gubernur Sao Paulo Tarcisio de Freitas, sekutu pemimpin sayap kanan tersebut. Basis konservatif mantan presiden itu terpecah di Sao Paulo oleh Nunes dan Pablo Marcal, yang nyaris kehilangan tempat pada putaran kedua hari Minggu.
Nunes berterima kasih kepada “pemimpin terbesar, yang tanpanya kita tidak bisa meraih kemenangan ini, dan dia adalah gubernur Tarcisio de Freitas.”
Carlos Melo, profesor ilmu politik di Universitas Insper di Sao Paulo, mengatakan baik Lula maupun Bolsonaro menderita kekalahan dalam berbagai pemilihan wali kota yang diadakan di Brazil. [ab/lt]