Dalam partisipasi terakhirnya di markas NATO sebagai menteri luar negeri AS, Antony Blinken berbicara tentang Ukraina dan apa yang disebutnya sebagai keharusan untuk membuat keputusan sulit tetapi perlu terkait mobilisasi pasukannya di garis depan untuk “melawan agresi Rusia”.
Pada pertemuan para menteri luar negeri negara-negara anggota NATO di Brussels, diplomat tertinggi AS itu mengatakan NATO telah membuat komitmen “untuk setiap orang, setiap prajurit yang dimobilisasi Ukraina.”
Dia mengatakan NATO “berkomitmen” untuk memastikan bahwa Ukraina memiliki “pelatihan dan peralatan yang mereka butuhkan untuk secara efektif mempertahankan negaranya.”
Secara terpisah, Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mendesak aliansi Atlantik itu agar memberi Ukraina dukungan yang cukup untuk mengubah apa yang disebutnya “lintasan” perang dengan Rusia. Dia menyampaikan komentarnya setelah bertemu dengan para menteri luar negeri. Selain itu, Rutte mendesak negara-negara Eropa untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan masing-masing. Dia mengatakan pengeluaran 2% dari PDB untuk anggaran militer tidak cukup untuk pencegahan.
Selama masa jabatan pertama mantan Presiden AS Donald Trump, ia mengkritik NATO karena tidak menganggarkan lebih banyak uang untuk sektor pertahanan. Trump juga menolak mengatakan bahwa ia ingin Ukraina mengalahkan Rusia dan menyuarakan skeptisisme tentang bantuan militer AS yang berkelanjutan. Trump mengatakan bahwa ia akan menyelesaikan perang sebelum ia menjabat pada 20 Januari, tetapi belum menjelaskan bagaimana hal itu akan ia lakukan.
Selain perang di Ukraina, para menteri luar negeri pada hari Selasa (3/12) membahas apa yang dikatakan Rutte sebagai “kampanye yang meningkat” dari tindakan permusuhan Rusia terhadap negara-negara NATO, termasuk tindakan sabotase dan kejahatan dunia maya. [lt/ns]