DPR Amerika Serikat pada Kamis (19/12) menolak rencana baru Presiden-terpilih AS Donald Trump untuk mendanai operasi pemerintah federal dan menangguhkan plafon utang sehari sebelum dihentikannya operasi pemerintahan (government shutdown) seandainya rancangan anggaran tidak disepakati DPR, karena Partai Demokrat tidak mau mengakomodasi tuntutan Trump yang tiba-tiba dan revisi kilat yang disusun oleh para pemimpin Partai Republik.
Dalam pemungutan suara Kamis malam, yang diadakan dengan tergesa-gesa dan diwarnai luapan amarah atas krisis yang mereka ciptakan sendiri, para legislator gagal mencapai ambang batas dua pertiga suara yang dibutuhkan untuk mengesahkan rancangan anggaran. Akan tetapi, Ketua DPR AS Mike Johnson dari Partai Republik tampaknya bertekad untuk mencoba kembali sebelum berakhirnya batas waktu tengah malam hari Jumat (20/12).
“Kami akan melakukan hal yang benar di sini,” kata Johnson sebelum pemungutan suara dilakukan. Ia gagal mendapatkan suara mayoritas, di mana perolehan suara menunjukkan 174 suara mendukung rancangan anggaran, dan 235 lainnya menolak.
“Kami akan memangkas dan membatasi ukuran dan ruang lingkup pemerintahan dan mengendalikannya demi rakyat Amerika. Kami diberi amanah untuk melakukannya,” tambahnya.
Hasilnya justru menunjukkan kemunduran besar bagi Trump dan sekutu miliardernya, Elon Musk, yang mengamuk terhadap kompromi bipartisan yang dilakukan Johnson, di mana Partai Republik dan Partai Demokrat mulanya telah mencapai kesepakatan demi mencegah penutupan pemerintahan pada saat Natal. [rd/jm]