Feed

Mendukung dan Mengawasi Program Makan Bergizi Gratis


Marhaenist.id -Program Makan Bergizi Gratis yang dimulai secara serentak pada 6 Januari 2025 di berbagai wilayah Indonesia patut mendapatkan apresiasi tinggi. Program ini menyasar siswa sekolah, ibu hamil, dan ibu menyusui untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat. Berbagai lokasi, seperti SD Negeri 11 Pagi Slipi di Jakarta dan SMK Negeri 6 Medan, menyambut baik program ini karena menyediakan menu makanan bergizi yang dapat membantu meningkatkan pola makan yang lebih baik. Selain manfaat kesehatan, program ini juga melibatkan masyarakat setempat, seperti di Depok, di mana 50 warga lokal dilibatkan sebagai juru masak, sementara bahan baku diutamakan dari desa-desa dan produksi dalam negeri sesuai arahan pemerintah. Dengan cara ini, program diharapkan dapat menggerakkan ekonomi pedesaan sekaligus mendukung kemandirian pangan nasional.

Namun, keberhasilan program ini menghadapi tantangan besar dalam bentuk potensi penyalahgunaan anggaran. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, inisiatif serupa sering kali rawan terhadap penyelewengan jika tidak disertai dengan pengawasan yang memadai. Oleh karena itu, mekanisme pengawasan yang transparan dan akuntabel menjadi sangat penting, dengan melibatkan masyarakat secara aktif untuk memastikan bahwa tujuan program dapat tercapai sepenuhnya.

Pengawasan yang berkelanjutan perlu dilakukan melalui beberapa langkah konkret. Pertama, pembentukan tim pengawas independen yang melibatkan berbagai pihak, seperti masyarakat, akademisi, LSM, pemerintah daerah, dan media. Tim ini dapat menjalankan tugas penting seperti inspeksi mendadak, audit anggaran, dan evaluasi distribusi serta kualitas makanan. Kedua, penerapan teknologi digital, seperti aplikasi atau platform berbasis web, memungkinkan pencatatan data penerima manfaat, jadwal distribusi, menu makanan, dan alokasi anggaran. Penggunaan QR Code pada paket makanan juga dapat membantu melacak distribusi untuk mencegah tumpang tindih, sementara perangkat GPS memungkinkan pemantauan pengiriman bahan makanan secara langsung.

Transparansi laporan juga harus menjadi prioritas utama. Laporan rutin yang mencakup jumlah penerima manfaat, penggunaan anggaran, dan hasil pengawasan perlu dipublikasikan secara terbuka. Selain itu, masyarakat perlu memiliki akses ke saluran pengaduan yang dapat digunakan untuk melaporkan ketidaksesuaian atau masalah dalam pelaksanaan program. Audit keuangan dan operasional oleh lembaga independen juga diperlukan untuk memastikan penggunaan anggaran sesuai dengan perencanaan dan standar gizi yang ditetapkan.

Peningkatan kesadaran masyarakat juga menjadi aspek penting dalam keberhasilan program ini. Edukasi kepada masyarakat tentang hak mereka sebagai penerima manfaat dapat mendorong partisipasi aktif dalam pengawasan. Di sisi lain, pembentukan kelompok pengawas lokal dari warga setempat dapat memperkuat pengawasan di tingkat akar rumput. Penerapan sanksi tegas bagi pihak yang melakukan pelanggaran serta pemberian penghargaan kepada mereka yang berkontribusi positif dalam pelaksanaan program dapat meningkatkan akuntabilitas.

Inspirasi dapat diambil dari program serupa di berbagai negara. Di India, program Mid-Day Meal Scheme melibatkan teknologi untuk memantau distribusi makanan, sementara NGO membantu menjaga kualitas. Brasil melalui National School Feeding Programme memprioritaskan bahan baku dari petani lokal, mendorong ekonomi pedesaan. Jepang melalui Kyushoku melibatkan siswa dalam distribusi makanan untuk menanamkan rasa tanggung jawab, dan Amerika Serikat menggunakan sistem berbasis teknologi untuk memastikan transparansi subsidi.

Dengan kombinasi pendekatan lokal yang inovatif dan pembelajaran dari pengalaman negara lain, Indonesia dapat memperkuat program makan bergizi gratis ini agar lebih efektif dan berkelanjutan. Keberhasilannya tidak hanya bergantung pada pelaksanaannya, tetapi juga pada pengawasan yang konsisten dan partisipasi semua pihak. Jika dikelola dengan baik, program ini dapat menjadi solusi nyata bagi masalah gizi sekaligus investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa.

________________________________________________________________________________

Penulis : Eko Zaiwan, Alumni GMNI

 





Source link

Apa Reaksimu?

Lainnya Dari BuzzFeed