️Play Radio 🎶 height="140px" width="720px" frameborder="0" scrolling="no">
Rektor UKI, Dr. Dhaniswara K. Harjono, mengingatkan wisudawan bahwa perubahan-perubahan terjadi dengan begitu cepat, kompetisi menjadi semakin tajam dan apabila tidak tanggap, maka akan tertinggal.
Dr. Dhaniswara mengutarakan wisudawan kali ini merupakan angkatan yang berhasil menyelesaikan studi dalam situasi yang tidak biasa, yaitu proses pembelajaran bauran (hybrid) di tengah-tengah pandemi Covid-19 yang membatasi mobilitas. Hampir seluruh kelas terselenggara dengan daring/online selama lebih kurang 2.5 tahun. Pandemi Covid 19 telah merubah cara pandang terhadap pelaksanaan pembelajaran tradisional.
“Perjuangan UKI untuk Indonesia di masa depan sehingga pembelajaran tidak boleh terhenti meskipun dalam keterbatasan. Wisudawan adalah angkatan yang tangguh, yang ditempa oleh keadaan yang tidak biasa sehingga kita percaya mereka akan dapat menghadapi tantangan-tantangan baru yang menghadang kelak,” ujar Dr. Dhaniswara dihadapan wisudawan.
“Life long learning adalah kunci kesuksesan di tengah-tengah persaingan ketat saat ini. Kita saksikan banyaknya inovasi yang muncul dan kita melakukan berbagai terobosan untuk menyiasati kesulitan yang kita hadapi. Dengan belajar terus menerus kita akan selalu siap menghadapi berbagai perubahan yang akan terjadi dan meningkatkan kualitas hidup kita,” tambahnya.
Wisuda kali ini juga terasa istimewa karena UKI meluluskan mahasiswa dari program studi doktor dan memiliki wisudawan lulusan pertama program studi Doktor Pendidikan Agama Kristen.
Wakil Rektor UKI bidang Keuangan dan Pemasaran, Juaniva Sidharta, merupakan lulusan pertama Prodi Doktor PAK UKI Dengan Predikat Cumlaude. Juaniva Sidharta berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul ‘Pengaruh Pendidikan Agama Kristen terhadap Praktik Etika Bisnis dalam Praksis Pajak, Riba dan Suap Pada Generasi Millennial’.
Menurut Juaniva, dalam perjalanan kehidupan manusia, baik untuk menghidupi diri maupun keluarganya; ada berbagai hal praktik etika yang ditemukan di dalam menerapkan bisnis, bahkan tidak jarang demi keuntungan bisnis semata, nilai moral atau legalitas diabaikan, ajaran agama dilanggar serta menghalalkan segala cara demi untuk memuaskan keinginannya.
“Keluarga merupakan dasar/pondasi yang penting di dalam pengenalan pertama untuk Pendidikan Agama Kristen (PAK), terutama pada generasi millennial. PAK tidak dapat diabaikan begitu saja dan pengaruhnya sungguh luar biasa untuk membentuk karakter anak-anak muda (termasuk generasi millennial),” urainya.
