Moskow (ANTARA) – Marine Le Pen, ketua kelompok partai sayap kanan National Rally di majelis rendah parlemen Prancis, pada Ahad (5/1) mengkritik rencana otoritas Prancis untuk merestorasi wilayah seberang laut Prancis, Mayotte, yang terkena dampak Siklon Chido.
Rancangan undang-undang darurat untuk restorasi Mayotte akan disampaikan dalam rapat Dewan Menteri Prancis pekan depan.
Rencana tersebut mencakup antara lain pemulihan akses listrik, air, dan telekomunikasi bagi warga Mayotte, serta penguatan korps penegak hukum.
“(Rencana ini) tidak cukup, karena menurut saya ada komponen penting yang hilang, yaitu komponen diplomatik, tanpa itu banyak janji yang dibuat tidak akan terealisasi,” ujar Le Pen dalam kunjungan dua hari ke Mayotte, seperti dikutip media penyiaran Prancis BFMTV.
Le Pen menambahkan bahwa kondisi di wilayah tersebut sedemikian parah sehingga alih-alih hanya merestorasi fasilitas yang ada, diperlukan pembangunan fasilitas baru, karena Mayotte telah lama diabaikan.
Ia berjanji akan memastikan rencana tersebut direvisi sesuai kebutuhan.
Sebelumnya pada 14 Desember, Siklon Chido menghantam Mayotte, menjadi badai terkuat dalam lebih dari 90 tahun, menurut Layanan Meteorologi Prancis.
Korban tewas akibat bencana alam itu mencapai 39 orang, sementara 4.000 lainnya terluka.
Perusahaan reasuransi sektor publik Prancis, CCR, memperkirakan kerusakan dapat menyebabkan biaya antara 650 hingga 800 juta euro (sekitar 670 hingga 820 juta dolar AS atau sekitar Rp10,85 triliun hingga Rp13,28 triliun) bagi perusahaan asuransi.
Mayotte, yang kerap disebut sebagai wilayah termiskin di Prancis, adalah sebuah pulau di kepulauan Komoro di Samudra Hindia.
Pada 1974, Komoro meraih kemerdekaan, tetapi Mayotte memilih tetap menjadi wilayah Prancis. Pulau ini ditetapkan sebagai wilayah seberang laut Prancis pada 2011.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Pascasiklon Shido, 1.300 polisi militer dikerahkan ke Mayotte, Prancis
Baca juga: Korban jiwa siklon Chido di Mozambik bertambah jadi 94 orang
Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
