#KaryonoIPI
KPK Hanya Tukang Tangkap Koruptor



Telegraf – Pengamat sosial politik dari Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengapresiasi langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdillah yang diduga telah melakukan penyalahgunaan wewenang dan tindak pidana korupsi.
Berdasarkan catatan KPK, per Agustus 2020 jumlah kepala daerah yang menjadi tersangka korupsi mencapai sekitar 300 orang terhitung sejak Pilkada Langsung 2005.
“Pada umumnya kejahatan korupsi melibatkan pejabat negara, birokrasi pemerintah, politisi dan pelaku usaha. Ada kong-kalikong di antara mereka,” kata Karyono lewat rilisnya, Sabtu (27/02/2021).
Karyono mengatakan, mengatasi korupsi tidak cukup hanya dengan membuat regulasi. Namun diperlukan tindakan preventif dan penindakan. Bahkan itu pun masih belum cukup efektif jika hulunya tidak diselesaikan.
“Banyaknya kasus korupsi menunjukkan celah korupsi masih terbuka lebar. Untuk mengatasinya tidak cukup dengan membuat regulasi. Selain regulasi diperlukan tindakan preventif dan penindakan. Itupun masih belum cukup efektif,” jelasnya.
Masih maraknya tindak pidana korupsi yang pelakunya kebanyakan melibatkan pejabat negara, birokrasi pemerintah dan politisi meskipun telah ada regulasi memang masih menjadi tanda tanya besar.

Adapun persoalan lain yang kerap muncul ialah instrumen hukum kerap menjadi alat politik. Hal ini juga berpotensi mengganggu agenda penegakan hukum.
“Jadi selama hulunya tidak diselesaikan maka selamanya korupsi sulit diberantas. Jika tidak ada kebijakan yang holistik, maka KPK dan aparat penegak hukum lainnya selamanya hanya menjadi tukang tangkap koruptor,” pungkasnya.
Photo Credit: Seorang petugas kebersihan sedang membersihkan gedung KPK. ANTARA

I think that in the minds of many, the press is being seen less and less as a neutral observer in the impeachment enterprise and more and more as participants, or even collaborators. – Pat Buchanan



#KandidatCapres
Anies, Ganjar, dan Ridwan Kamil Siapa Unggul di Pilpres 2024?


Telegraf – Ramai-ramai sejumlah lembaga survei merilis hasil surveinya yang menempatkan Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil sebagai Calon Presiden (Capres) Potensial pada Pilpres 2024 mendatang.
Terkahir diketahui adalah hasil survei dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menempatkan Ganjar Pranowo sebagai Capres Potensial untuk Pilpres 2024.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Indonesia Publik Institut (IPI) Karyono Wibowo mengatakan, bahwa keberhasilan para calon atau kandidat tersebut untuk maju dalam Pilpres 2024 mendatang akan dipengaruhi beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut antara lain, pertama ialah soal kinerja beberapa kandidat tokoh yang yang masuk dalam radar survei itu di daerahnya masing-masing.
Misalnya, keberhasilan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI, Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah, dan Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat, hal-hal tersebut akan mempengaruhi keberhasilan mereka untuk bisa ikut dalam kontestasi Pilpres 2024.
“Kinerja masing masing, baik Ganjar maupun Anies, dan Ridwan Kamil, keberhasilan pembangunan di daerahnya masing masing turut mempengaruhi. Karena sosok sosok tersebut merupakan kepala daerah,” kata Karyono kepada Telegraf, Rabu, (07/04/2021).
Faktor selanjutnya, ialah kemampuan figur atau para tokoh tersebut dalam hal membuat terobosan yang diterima oleh masyarakat luas.
Tokoh-tokoh tersebut harus mampu membuat karya yang monumental, yang bisa diterima oleh seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya sektoral atau hanya berorientasi pada masyarakat di daerahnya saja.
“Figur-figur tersebut harus membuat satu terobosan , satu karya yang monumental secara nasional, karena ini menyangkut Pilpres. Harus membangun persepsi publik untuk memimpin yang luas bukan sekedar di daerahnya saja,” terangnya.
Adapun faktor yang ketiga, adalah yang paling penting, yaitu terkait soal Partai Politik (Parpol).
Oleh karena itu, menurut Karyono, keberhasilan figur-figur tersebut ikut dalam kontestasi Pilpres sangat bergantung pada King Maker yang ada di Parpol.
Ia mengatakan para King Maker tersebut yang menentukan siapa yang akan bertarung pada Pilpres 2024 mendatang.
“Karena sejatinya yang berperan itu para king maker ini, misalnya mas Ganjar elektabilitasnya tinggi tapi kalau king maker tidak memilihnya untuk bertarung kan tidak bisa apa apa juga, ini yang harus diperhatikan. Karena Pilpres bukan hanya pertarungan figur tetapi juga pertarungan king maker. Bagaimana peran king maker, koalisi king maker, formasinya seperti apa, mereka memiliki pengaruh yang kuat untuk mengusung kandidat tertentu,” paparnya.
Meskipun demikian Karyono menyebutkan, jika para figur yang muncul dalam survei-survei sekarang ini sebaiknya terus berinvestasi politik, untuk meningkatkan bargaining politiknya pada para King Maker agar dapat dipilih dalam pertarungan di Pilpres 2024 mendatang.
“Meskipun demikian kandidat sekarang yang muncul sebagai Capres, terus saja berinvetasi politik, berinvestasi sosial terus ditingkatkan, membangun karya monumental yang bisa di jual secara nasional, itu penting, paling tidak bisa meningkatkan elektabilitas, sehingga punya bergaining terhadap para King Maker,” jelasnya.
Prabowo Subianto Masih Mempunyai Elektabilitas Tertinggi
SMRC juga merilis hasil surveinya terkait Kondisi Ekonomi dan Politik 1 Tahun Covid-19.
Dalam pemaparan elektabilitas calon presiden, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meraih angka tertinggi dengan persentase 20 persen.
“Dalam format pertanyaan semi terbuka, Prabowo mendapat dukungan terbanyak 20 persen, disusul Anies Baswedan 11,2 persen, Ganjar Pranowo 8,8 persen, Sandiaga Uno 5 persen, Ridwan Kamil 4,8 persen, Basuki Tjahaja Purnama 4,8 persen, AHY 3,5 persen, dan Tri Rismaharini 3,1 persen,” kata Direktur Eksekutif SMRC Sirojuddin Abbas, dalam rilis survei yang disiarkan secara virtual, Kamis (01/04/2021) lalu.
Dalam format tertutup, 15 nama secara berurutan elektabilitas tidak banyak berubah.
Prabowo tetap berada dalam posisi teratas dengan persentase 20,8 persen, kedua Anies 13,1 persen, Ganjar 12 persen, Sandiaga 7,4 persen, Ridwan Kamil 6,7 persen, AHY 5,2 persen, Tri Rismaharini 5,2 persen.
“Dengan jumlah calon 15 orang, Prabowo kembali tertinggi, tapi angka dukungannya tidak berubah secara berarti, tetap seperti hasil pertanyaan semi terbuka yang jumlah namanya puluhan. Hanya naik 0,8 persen tak signifikan,” katanya.
“Artinya, Prabowo tak bisa menarik pemilih yang tadinya memilih nama nama lain yang dikeluarkan dari semi terbuka menjadi 15 nama tersebut,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Abbas mengatakan, kondisi saat Maret 2021 ini mirip tahun 2011 atau menjelang Pilpres 2014.
Ia mengatakan, saat itu tidak ada suara dominan dan Megawati Soekarnoputri mendapatkan dukungan yang paling besar.
Kala itu nama Joko Widodo (Jokowi) belum muncul namun Jokowi bisa terpilih pada Pilpres 2014.
Menurut Abbas, dengan elektabilitas 20 persen, Prabowo bakal berat maju dalam Pilpres 2024.
“Pada Maret 2021 ini, dengan elektabilitas hanya 20 persen, diperkirakan Prabowo akan berat dalam pilpres 2024, bila ia maju,” paparnya.
Photo Credit: Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Ridwan Kamil. FILE/Dok/Humas Pemprov Jabar

Di bawah kekuasaan kapitalisme, tidak ada yang dapat menghentikan degradasi moral pers. – Paul Brurat


Berkat GPS, Seorang Suami Pergoki Istrinya Selingkuh
64.091 Spesimen Terkait Covid-19 Diperiksa dalam Sehari

Makna Syair Gurindam 12 Dapat Tangkal Radikalisme

Performa Jorge Martin di MotoGP Doha 2021 Buat Andrea Dovizioso Merinding : Okezone Sports

Malang Dihantam Gempa Dengan Magnitudo 6,7

Permudah Masyarakat Berwakaf, BWI Luncurkan Layanan Digital Wakaf Super Apss

Wanita Ini Ngamuk ke PLN karena Mati Listrik

AS Keluarkan Pedoman Baru untuk Interaksi dengan Taiwan

Thiago Silva: Chelsea Sangat Cepat Beradaptasi dengan Taktik Tuchel
PLN Kalbar Serahkan Bantuan Sarana Sosialisasi Pengurusan Akta Kelahiran

Tiba-tiba Muncul, Istri Pejabat Bugil Pas Lagi Rapat Virtual

Nonton Film Porno, Pria Ini Menguak Rahasia Mengejutkan

Kasus Suap Proyek di Indramayu, Anggota DPRD Jabar Segera Disidang

Skandal Istri Siri, Kuasa Hukum Bantah Profesor M Nikah dengan Miss Landscape 2019

HBO’s Exterminate All the Brutes Is a Radical Masterpiece About White Supremacy, Violence and the History of the West

Perempuan Rentan Terjerumus Aksi Radikalisme dan Teroris

Aplikasi Dokkes Presisi, Cara Polri Perbarui Data Corona di Internal

Meski Jadi Pemain Terbaik AC Milan, Hernandez Terus Lakukan Kesalahan Fatal

Di Mana Sebenarnya Pulau Madripoor di Serial Marvel “The Falcon and The Winter Soldier”?

Boys Keep Flirting With Each Other on Chinese TV But Never Fall in Love
INFO LOKER
Trending Dari BuzzFeed
-
VIRAL4 hari ago
Tiba-tiba Muncul, Istri Pejabat Bugil Pas Lagi Rapat Virtual
-
VIRAL4 hari ago
Nonton Film Porno, Pria Ini Menguak Rahasia Mengejutkan
-
FEED4 hari ago
Kasus Suap Proyek di Indramayu, Anggota DPRD Jabar Segera Disidang
-
FEED4 hari ago
Skandal Istri Siri, Kuasa Hukum Bantah Profesor M Nikah dengan Miss Landscape 2019
-
FEED3 hari ago
HBO’s Exterminate All the Brutes Is a Radical Masterpiece About White Supremacy, Violence and the History of the West
-
HEADLINE7 hari ago
Perempuan Rentan Terjerumus Aksi Radikalisme dan Teroris
-
FEED5 hari ago
Aplikasi Dokkes Presisi, Cara Polri Perbarui Data Corona di Internal
-
Olahraga6 hari ago
Meski Jadi Pemain Terbaik AC Milan, Hernandez Terus Lakukan Kesalahan Fatal
-
HEADLINE4 hari ago
Di Mana Sebenarnya Pulau Madripoor di Serial Marvel “The Falcon and The Winter Soldier”?
-
ASIA PASIFIK5 hari ago
Boys Keep Flirting With Each Other on Chinese TV But Never Fall in Love
-
VIRAL7 hari ago
Lama Nikah Belum Punya Anak, Pasutri Ini Tak Tahu ‘Caranya’
-
FEED3 hari ago
Pihak Era Setyowati Tantang Prof M Tampil Ke Publik : Okezone Celebrity