Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock pada Minggu (12/1) mengatakan sanksi terhadap pejabat-pejabat Suriah yang bertanggungjawab melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan harus tetap diberlakukan, tetapi menyerukan “pendekatan yang cerdas” agar tetap dapat menyalurkan bantuan pada warga Suriah pasca tergulingnya pemerintahan Bashar Al Assad tanggal 8 Desember lalu. Baerbock menyampaikan hal ini kepada wartawan setibanya di Riyadh untuk mengikuti pertemuan tentang masa depan Suriah, yang dihadiri sejumlah pejabat tinggi Eropa dan Timur Tengah.
Jerman adalah salah satu negara yang memberlakukan sanksi terhadap pemerintahan Assad karena tindakan brutalnya terhadap para pembangkang.
Sanksi-sanksi Jerman itu dapat menghalangi upaya pemulihan Suriah setelah perang saudara selama hampir 14 tahun yang menewaskan sekitar 500.000 orang dan memaksa lebih separuh dari penduduknya yang berjumlah 23 juta orang mengungsi.
“Sanksi terhadap antek-antek Assad yang melakukan kejahatan serius selama perang saudara harus tetap diberlakukan,” kata Baerbock seraya menambahkan “namun Jerman mengusulkan untuk mengambil pendekatan yang cerdas terhadap pemberlakuan sanksi-sanksi tersebut, dengan memberikan bantuan yang cepat bagi penduduk Suriah. Warga Suriah sekarang membutuhkan ‘distribusi manfaat’ yang cepat dari transisi kekuasaan.”
Baerbock mengumumkan tambahan bantuan 50 juta euro – atau sekitar $51,2 juta – untuk makanan, tempat penampungan darurat dan perawatan medis; dan menyoroti perjuangan jutaan warga Suriah yang mengungsi akibat perang. [em/lt]
