Perdana Menteri India, Narendra Modi dan Presiden Nigeria, Bola Tinubu bertemu untuk memperbaharui apa yang mereka sebut sebagai “kemitraan strategis” antara kedua raksasa Asia dan Afrika ini pada Minggu (17/11).
Ibu Kota Nigeria, Abuja, merupakan persinggahan pertama Modi dalam lawatan yang akan membawa perdana menteri India ini ke KTT G20 di Brazil dan ke Guyana.
New Delhi menyebut kunjungan ini sebagai sebuah pertemuan antara negara demokrasi terbesar di dunia dan terbesar di Afrika ini, “mitra alami” karena keduanya menginginkan peran yang lebih sentral dalam masalah-masalah dunia.
Modi disambut oleh sebuah band pipa militer dan pasukan kehormatan, sebelum memasuki ruang pembicaraan tertutup dengan Tinubu dan para pejabat senior di kediamannya di Aso Rock.
“Kerja sama kita sangat kuat dan juga ada banyak kemungkinan baru bagi kita untuk kerja sama kita ke depan,” kata Modi dalam sambutan awal saat pembicaraan berlangsung.
“Seperti yang baru saja kami sampaikan, kami selalu bekerja sama untuk mengatasi tantangan-tantangan seperti terorisme, separatisme, pembajakan dan perdagangan narkoba.”
Tinubu menganugerahkan gelar kehormatan Nigeria kepada Modi sebagai Komandan Besar Ordo Nigeria, mengucapkan selamat atas kredensial demokrasi India dan berjanji untuk bekerja sama dengan “dasar saling menghormati dan kesamaan misi”.
Foto-foto yang diposting di akun Modi menunjukkan bahwa ia tiba pada hari Sabtu malam di bandara Abuja dan disambut oleh para pejabat Nigeria dan kerumunan orang yang bersorak-sorai dari komunitas India yang berjumlah 60.000 orang di negara ini.
Upaya Menjadi Anggota Tetap DK PBB
Kunjungan ini dilakukan di tengah-tengah dorongan yang dihidupkan kembali oleh India dan Nigeria untuk mendapatkan perwakilan permanen di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Lima anggota tetap dari badan tertinggi PBB ini – Amerika Serikat, Rusia, China, Prancis dan Inggris – memiliki hak veto yang kuat yang dapat mereka gunakan untuk melindungi kepentingan-kepentingan internasional mereka.
Dalam beberapa tahun terakhir, para pendukung dunia yang lebih “terpecah” telah mendorong agar negara-negara Afrika, Asia dan Amerika Latin diberi peran global yang lebih penting di samping kekuatan-kekuatan besar yang lebih tua.
Dalam pidato yang telah dipersiapkannya, Modi menyinggung dorongan ini, mengatakan kepada Tinubu “bersama-sama kita juga akan terus menyoroti prioritas-prioritas dari negara-negara Selatan di tingkat global.
“Dan berkat upaya bersama kita, kita juga akan mencapai kesuksesan dalam hal ini,” janjinya.
Populasi Nigeria yang berjumlah 220 juta jiwa merupakan populasi terbesar di Afrika, tetapi dalam hal kekuatan diplomatik, Nigeria hanya bisa disaingi oleh Afrika Selatan.
Jika para anggota PBB tunduk pada tekanan untuk memberikan perwakilan yang lebih besar kepada sebuah negara Afrika, Abuja dan Pretoria bisa jadi akan bersaing untuk mendapatkan tempat tersebut.
India merupakan negara dengan populasi terpadat di dunia – 1,4 miliar penduduknya mewakili seperenam umat manusia – dan merupakan negara bersenjata nuklir.
Negara ini telah lama mengupayakan kursi permanen di Dewan Keamanan PBB.
India juga merupakan anggota dari kelompok BRICS yang terdiri dari sembilan negara dengan Brazil, Rusia, China, Afrika Selatan, Iran, Mesir, Ethiopia dan Uni Emirat Arab.
Nigeria merupakan “negara mitra” BRICS, tetapi belum mendapat keanggotaan penuh, dengan beberapa pengamat menuduh Afrika Selatan yang menghambat mereka.
Kerja Sama Ekonomi
Selain politik kekuasaan, kunjungan Modi juga akan berusaha untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, dan akan menandatangani sejumlah perjanjian teknis.
Afrika telah menjadi sebuah teater persaingan antara Amerika Serikat, para mantan kekuatan kolonial dari Eropa, serta Rusia, Turki dan terutama China.
India juga telah membuat sejumlah terobosan, dan menjelang perjalanan ini, kantor Modi membanggakan bahwa lebih dari 200 perusahaan India telah menginvestasikan $27 miliar di bidang manufaktur Nigeria, dan menjadi pemberi lapangan kerja yang besar.
Nigeria juga merupakan tujuan dari dana pembangunan India, dengan pinjaman sebesar $100 juta dan program-program pelatihan bagi para pekerja lokal. [my/ab]