Presiden FIFA Gianni Infantino menyampaikan “rasa terima kasih yang sebesar-besarnya” kepada otoritas Iran, karena mengizinkan puluhan ribu penggemar perempuan untuk menonton secara langsung pertandingan sepak bola papan atas antara klub Sepahan melawan Persepolis pekan ini.
Setelah seruan agar Iran dilarang mengikuti Piala Dunia 2022 karena terus mengecualikan perempuan dari pertandingan sepak bola di republik Islam tersebut, Infantino menerapkan kebijakan berupa komunikasi secara pribadi dengan pemimpin negara tersebut.
Pertandingan Liga Pro hari Senin (16/12) di Stadion Naqsh-e Jahan Isfahan, yang dimenangkan oleh tim tuan rumah Sepahan dengan skor 2-1, dimainkan di hadapan penonton yang seluruhnya terdiri dari perempuan dan anak perempuan.
Keputusan itu diambil setelah seorang pemandu sorak Sepahan memimpin nyanyian yang menghina penggemar perempuan Persepolis pada pertandingan sebelumnya di antara kedua klub di Stadion Azadi Teheran, Mei lalu.
Federasi Sepak Bola Iran mendenda kedua klub dan memerintahkan agar dua pertandingan berikutnya hanya digelar di hadapan penggemar perempuan.
Dalam pernyataan yang diunggah FIFA di media sosial pada Kamis (19/12), Infantino mengaku “sangat senang” karena sekitar 45.000 perempuan dan anak perempuan telah diizinkan untuk menghadiri pertandingan salah satu persaingan klub paling sengit di Iran.
“FIFA telah menjalin komunikasi secara berkelanjutan dengan pihak berwenang di Republik Islam Iran selama beberapa tahun mengenai kemungkinan perempuan dan anak perempuan untuk menghadiri pertandingan sepak bola,” kata pria asal Swiss itu.
“Setelah pertandingan derbi Teheran tahun lalu antara Persepolis dan Esteghlal yang dihadiri 3.000 perempuan dan anak perempuan, perkembangan terbaru kali ini menjadi representasi gemilang tentang betapa inklusif dan terbukanya pertandingan kami untuk dinikmati semua orang.
“Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat, yang memungkinkan hal ini terjadi […] dan saya berharap dapat melihat lebih banyak perempuan dan anak perempuan memiliki kesempatan untuk menghadiri pertandingan sepak bola secara rutin di masa mendatang.”
Open Stadiums, kelompok yang mengampanyekan hak-hak perempuan yang memimpin seruan agar Iran dikeluarkan dari Piala Dunia, mengatakan bahwa para penggemar perempuan telah mengubah stadion sepak bola “menjadi simbol perlawanan.”
“Akses perempuan ke stadion masih sangat terbatas,” ujarnya dalam unggahan media sosial usai pertandingan.
“Hari ini, sebagai hukuman bagi penggemar laki-laki, Asosiasi Sepak Bola Iran hanya mengizinkan perempuan untuk hadir, dan Stadion Sepahan hampir penuh. Jalan menuju akses yang setara dan normal ke stadion masih memerlukan perhatian besar.”
Infantino mengatakan dirinya akan meneruskan strategi keterlibatannya secara pribadi dengan mengunjungi Iran dalam waktu dekat.
“Saya bermaksud untuk segera mengunjungi Iran guna membahas lebih lanjut masalah sepak bola, karena negara tersebut merupakan kekuatan penting dalam sepak bola Asia, dan penting bagi kita untuk terus memelihara hubungan kerja yang positif dan bermanfaat yang telah kita bangun,” ungkapnya. [rd/rs]