Feed

Boikot dan Merek Lokal Lemahkan Pangsa Pasar Unilever di Indonesia


Banyak negara mayoritas Muslim mengkritik Unilever karena dianggap mendukung serangan militer Israel di Gaza melalui aktivitas bisnisnya.

Oktober lalu, Unilever melaporkan pangsa pasar mereka di Indonesia turun menjadi 34,9 persen pada kuartal ketiga 2024, dari 38,5 persen pada tahun sebelumnya.

Meski memiliki merek besar seperti Axe, Cornetto, dan Royco, Unilever juga kesulitan untuk meningkatkan pangsa pasar selama hampir satu dekade terakhir karena konsumen mulai beralih ke merek lokal yang lebih terjangkau.

Baru-baru ini, Unilever mengakui bahwa boikot memang memengaruhi penjualan mereka.

FILE - Logo Unilever di luar kantor pusat PT Unilever Indonesia Tbk. di Tangerang, Indonesia, 16 November 2021. (Tatan Syuflana, Arsip/AP)

FILE – Logo Unilever di luar kantor pusat PT Unilever Indonesia Tbk. di Tangerang, Indonesia, 16 November 2021. (Tatan Syuflana, Arsip/AP)

Kantor berita Reuters meninjau aplikasi global bernama “No Thanks” oleh pengembang pro-Palestina BashSquare, yang menunjukkan bahwa konsumen didorong untuk memboikot produk tertentu.

Aplikasi tersebut memungkinkan para pembeli di berbagai negara untuk memindai kode batang (barcode) pada produk. Setelah itu, mereka diberi rekomendasi apakah produk tersebut sebaiknya dibeli atau tidak, berdasarkan sikap perusahaan induknya terhadap konflik perang di Gaza.

Aplikasi itu diklaim memiliki 7 juta pengguna global, menurut halaman akun Instagramnya. [br/ns]



Source link

Apa Reaksimu?

Lainnya Dari BuzzFeed