Badai musim dingin membawa salju, es, dan suhu beku ke wilayah luas Amerika Serikat pada Minggu (5/1). Sekitar 60 juta orang di lebih dari selusin negara bagian, dari Kansas hingga New Jersey, berada di bawah peringatan, saran, atau pemantauan badai musim dingin.
Badai tersebut bergerak menuju kawasan mid-Atlantic, di mana Washington, D.C. bersiap menghadapi hujan salju lebat dan udara dingin ekstrem pada Senin (6/1)—hari yang sama ketika Kongres AS akan bersidang untuk secara resmi mengesahkan kemenangan Donald Trump dari Partai Republik sebagai presiden.
Ketua DPR dari Partai Republik, Mike Johnson, mengatakan kepada Fox News pada Minggu bahwa kondisi cuaca tidak akan menghalangi para legislator menjalankan tugas mereka.
Menurut Layanan Cuaca Nasional AS, Kansas dan bagian barat laut Missouri mengalami kondisi badai salju hingga Minggu sore. Jalan-jalan tertutup salju dan es, dan pejabat setempat mengimbau warga agar tidak bepergian. Diperkirakan ketebalan salju mencapai 15 hingga 30 sentimeter, mencakup wilayah dari Ohio selatan hingga Washington.
Di Kentucky utara dan Virginia Barat bagian selatan, hujan beku dan hujan es diperkirakan menimbulkan “penumpukan es berbahaya,” menurut lembaga cuaca tersebut. Sementara itu, sisi lain sistem badai ini memicu badai petir parah yang berpotensi menghasilkan tornado di Arkansas, Louisiana, Mississippi, dan Alabama.
Berdasarkan data situs pelacakan penerbangan FlightAware, badai musim dingin ini menyebabkan ratusan penerbangan dibatalkan, termasuk lebih dari 275 penerbangan di Kansas City dan St. Louis. Gubernur di beberapa negara bagian—termasuk Kansas, Kentucky, Arkansas, West Virginia, dan Virginia—telah menyatakan status darurat.
Badai diperkirakan akan bergerak menjauh ke lepas pantai pada Senin malam. Namun, udara dingin kutub akan menyusul di belakangnya, dengan suhu pada Senin dan Selasa siang (7/1) diprediksi -12 hingga -6 derajat Celcius di bawah rata-rata, mulai dari Great Plains hingga Pantai Timur, menurut Layanan Cuaca Nasional. [th/ns]