Alhamdulillah kuasa Allah, buat saya mah ikhtiar itu seadanya saja, yang penting tekad
Banda Aceh (ANTARA) – Lifter Jawa Barat Asep Nurdin mampu memenangi medali emas angkat berat kelas lebih dari 120 kilogram putra Pekan Olahraga Nasional (PON) untuk ketiga kalinya secara beruntun, pada PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024 di GOR Seramoe, Banda Aceh, tetapi hal itu bukan karena ia kuat namun lebih kepada bantuan Allah.
Asep merupakan pemenang medali emas angkat berat pada PON Jabar 2016 dan PON Papua 2021.
“Alhamdulillah hattrick juga. Kuasa Allah ini mah, jangan anggap saya yang bisa menangin. Bahaya. Mudah bagi Allah untuk diambil. Allah yang menentukan. Jadi kita gak ada tegang gimana. Ya kan kita melawan diri sendiri, beban yang diangkat, bukan harus tonjok-tonjokan,” kata Asep pada jumpa pers setelah pertandingan, Kamis.
“Buat saya karena dengan kuasa Allah, karena kalau tidak, gak akan mampu, karena latihan bisa segini, beda lagi pas pertandingannya. Karena kalau soal kekuatan kan manusia itu ada batasnya, kalau kekuatan kan manusia pasti ada lemahnya, pasti latihan ada jenuhnya. Makanya banyak-banyak berdoa saja,” tambahnya.
Baca juga: Angkat berat-Medali emas belum lepas dari genggaman Asep Nurdin
Saat melakukan debutnya pada PON Jawa Barat 2016, Asep masih berusia 27 tahun, kini ia telah berusia 35 tahun. Pada PON Aceh, ia merupakan lifter tertua di podium kelas di atas 120 kilogram, sebab pemenang medali perak, Reza, masih berusia 24 tahun, dan pemenang medali perunggu, Mohammad Fariz Sauhaqqy, baru berusia 21 tahun.
Melihat para pesaingnya yang berusia jauh lebih muda, Asep sempat mencemaskan kekuatan Reza dan Fariz, yang mungkin akan dapat melampauinya di PON kali ini.
“Alhamdulillah ya sekarang sudah mengikuti tiga kali PON, dari (PON) Jawa Barat, saya juga sama kayak mereka nih, pemula, karena anak muda itu kan luar biasa semangatnya, tekadnya, fisiknya masih bagus. Alhamdulillah kuasa Allah, buat saya mah ikhtiar itu seadanya saja, yang penting tekad kita, latihan, latihan, ya nomor satunya berdoa lah,” tutur Asep.
Asep kemudian menuturkan bahwa dirinya sangat menikmati berkompetisi di Aceh, sebab mudah baginya menemukan masjid, tempatnya beribadah dan mengadukan banyak hal kepada Allah.
“Di sini, alhamdulillah, di mana-mana, di hotel, masya Allah, saya sampai nangis, kok ada tempat pertolongan di sini. Intinya mah harus kayak gitu. Dekat-dekat hotel ada masjid, kami merenung di sana, memang tempat tenangnya,” tutur Asep.
Baca juga: Angkat berat-Medali emas belum lepas dari genggaman Asep Nurdin
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024