Feed

Ancaman terhadap Kesehatan dan Terobosan Medis 2024


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2024 menetapkan wabah mpox atau cacar air di Kongo dan tempat lain di Afrika sebagai darurat global. Virus mpox biasanya menimbulkan gejala ringan berupa ruam, tetapi dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya dan dalam beberapa kasus dapat berakibat fatal. Tahun lalu, kasus mpox dilaporkan di 80 negara, 19 di antaranya di Afrika, menurut data per 31 Oktober.

“Beberapa negara Afrika dan Barat juga telah mencatat kasus mpox yang terkonfirmasi. Namun, Republik Demokratik Kongo masih menjadi negara yang paling terdampak, menyumbang 90% lebih kasus di seluruh dunia,” kata Dr Jean-Bruno Ngenze, kepala Kantor WHO di Kivu Utara dan Ituri.

Empat tahun setelah pandemi COVID-19 melanda dunia, virus itu masih menimbulkan malapetaka. Pada Januari 2024, Badan Keamanan Kesehatan Inggris memperkirakan lonjakan kasus flu dan COVID akan terus terjadi. Orang-orang berusia 85 tahun ke atas adalah kelompok terbanyak yang diopname. Dr. Catherine Hyams, peneliti utama penyakit pernapasan di University of Bristol, ketika itu mengatakan kasus flu naik enam kali lipat dan kasus COVID naik 25% di rumah sakit.

Furaha Elisabeth merawat anaknya, Sagesse Hakizimana, yang dirawat karena Mpox di pusat kesehatan Munigi, Kivu Utara, Republik Demokratik Kongo, 19 Agustus 2024. (Foto: REUTERS/Arlette Bashizi)

Furaha Elisabeth merawat anaknya, Sagesse Hakizimana, yang dirawat karena Mpox di pusat kesehatan Munigi, Kivu Utara, Republik Demokratik Kongo, 19 Agustus 2024. (Foto: REUTERS/Arlette Bashizi)

Pada Februari, WHO memperingatkan ada kenaikan 30 kali lipat kasus campak di Eropa. Campak, salah satu penyakit paling menular dan sangat umum terjadi pada balita, dapat menyebabkan kerusakan fisik permanen seperti tuli. Orang tua didesak agar memvaksinasi anak mereka. WHO mengatakan perlu 95% cakupan vaksinasi untuk mempertahankan tingkat perlindungan yang aman dari penularan di tengah populasi.

“Orang mungkin mengira ini bukan ancaman dan bukan lagi ancaman bagi kesehatan pribadi mereka. Tetapi karena ini begitu menular, kita perlu mempertahankan tingkat vaksinasi yang benar-benar tinggi di seluruh komunitas,” papar Steve Russel, Direktur Nasional bagi Vaksinasi dan Pemeriksaan pada Layanan Kesehatan Nasional Inggris.

Pada 2024, Kamerun menjadi negara pertama yang rutin melakukan vaksinasi malaria pada bayi, tanpa uji coba klinis. Sementara itu, analisis global dari jurnal kesehatan Lancet yang dirilis tahun lalu mendapati lebih dari 1 miliar orang kini mengalami obesitas. Dari 1990 hingga 2022, tingkat obesitas di kalangan orang dewasa naik lebih dari dua kali lipat dan bagi anak-anak serta remaja, kenaikannya empat kali lipat.

“Hampir 1 dari 8 orang di dunia, 1 miliar orang, di atas usia 5 tahun, mengalami obesitas. Tetapi saya pikir mungkin secara lebih luas, malnutrisi secara keseluruhan memburuk bagi sebagian besar negara,” ujar Profesor Majid Ezzati dari Imperial College London dan penulis senior analisis mengenai obesitas.

Ancaman lain terhadap kesehatan datang dalam bentuk panas. Layanan Perubahan Iklim Copernicus mengumumkan 2024 akan menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat. Laporan dari 120 lebih pakar global mengatakan bahwa ancaman kesehatan terkait dengan perubahan iklim telah mencapai “tingkat yang memecahkan rekor.”

“Perubahan iklim merupakan isu kesehatan mendasar. Ini memengaruhi fondasi kesehatan yang baik, kesejahteraan dan penghidupan yang sehat. Dan kita tahu bahwa perubahan iklim adalah ancaman terbesar yang kita hadapi dalam jangka pendek dan panjang terhadap kesehatan kita,” kata Dr. Marina Romanello, direktur eksekutif Lancet Countdown di University College, London.

Tingkat fertilitas global diperkirakan turun pada 2100, menurut para peneliti Amerika Serikat. Pada 2050, lebih dari tiga per empat negara di seluruh dunia tidak akan menghasilkan cukup banyak anak untuk mempertahankan populasi mereka dari waktu ke waktu.

Di sisi lain, pertumbuhan populasi akan digerakkan oleh kenaikan tingkat kelahiran yang lebih tinggi di negara-negara berpenghasilan rendah, kebanyakan di bagian barat dan timur kawasan sub-Sahara Afrika. Penurunan fertilitas di negara-negara seperti Jepang dan Italia disebabkan oleh perubahan tren usia melahirkan.

Staf laboratorium di Aspire Houston Fertility Institute memeriksa embrio dengan mikroskop untuk menguji viabilitasnya, 27 Februari 2024, di Houston. (Foto: AP)

Staf laboratorium di Aspire Houston Fertility Institute memeriksa embrio dengan mikroskop untuk menguji viabilitasnya, 27 Februari 2024, di Houston. (Foto: AP)

Riset yang diterbitkan tahun lalu di Lancet Neurology mendapati stroke adalah salah satu penyebab terbesar kesehatan yang buruk di seluruh dunia. Para peneliti di University of Washington dan mitra internasional mereka mengatakan masalah neurologis kini memengaruhi 3,4 miliar orang. Alzheimer dan demensia lainnya, gangguan saraf yang disebabkan diabetes dan kerusakan otak neonatal adalah kontributor besar lainnya.

Namun, 2024 juga melihat ada beberapa perkembangan medis yang menjanjikan. Opal Sandy, bocah perempuan berusia 18 bulan di Inggris yang lahir dengan tingkat ketulian parah kini mampu mendengar lagi setelah menjalani operasi eksperimental untuk mengganti gen yang cacat.

Harapan baru bagi operasi kardiovaskular muncul seiring dengan kecanggihan teknologi. Para peneliti mengembangkan teknologi pencitraan yang belum pernah ada sebelumnya yang mampu menangkap visualisasi tiga dimensi jantung secara rinci.

“Ini memberi kita perspektif baru mengenai jantung secara keseluruhan. Ini bisa disamakan dengan Peta Google. Jadi kita dapat melihat jantung secara keseluruhan, seperti kita melihat negara secara menyeluruh, katakanlah, dan kemudian melihat ke jalan, lebih jauh lagi ke tingkat sel, jadi kita dapat benar-benar melihat koneksi antarkomponen dengan sangat baik,” kata Profesor Andrew Cook dari UCL Institute of Cardiovascular Science, salah seorang penulis hasil penelitian itu. [uh/ab]



Source link

Apa Reaksimu?

Lainnya Dari BuzzFeed