Departemen Luar Negeri Amerika Serikat pada Jumat (25/10) menyetujui paket penjualan senjata senilai $2 miliar ke Taiwan, yang mencakup sistem rudal permukaan-ke-udara dan radar canggih. Langkah tersebut berpotensi memicu reaksi dari Beijing.
Penjualan tersebut, yang menunggu persetujuan Kongres, mencakup beberapa sistem antipesawat, termasuk NASAMS dan 123 rudal senilai total $1,16 miliar, menurut badan yang bertanggung jawab atas penjualan tersebut.
Badan tersebut juga mengumumkan penjualan sistem radar ke Taiwan senilai $828 juta.
Peralatan tersebut akan berasal dari pasokan Angkatan Udara Amerika Serikat.
Walaupun Amerika Serikat tidak mengakui Taiwan secara diplomatis, negara ini tetap menjadi mitra utama Taipei dan penyedia utama senjata, yang membuat Beijing khawatir. China berulang kali mendesak Washington untuk menghentikan pengiriman senjata ke pulau yang dianggapnya sebagai bagian dari wilayahnya.
Beijing secara rutin menyatakan kemarahannya terhadap dukungan internasional untuk Taipei dan menuduh Washington ikut campur tangan dalam urusannya.
China hampir setiap hari mengerahkan jet tempur, pesawat tanpa awak (drone), dan kapal perang di sekitar pulau tersebut.
Beijing mengatakan tidak akan pernah menghentikan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya, dan juga meningkatkan retorika tentang “penyatuan” yang “tidak dapat dihindari.”
Awal bulan ini, Taiwan mendeteksi rekor 153 pesawat China dalam satu hari.
Beijing memberikan sanksi kepada perusahaan pertahanan Amerika Serikat pada September sebagai balasan atas persetujuan Washington atas penjualan peralatan militer ke Taiwan. [ah/ft]