Feed

Amerika dan Jepang Perluas Sanksi terhadap Rusia



Amerika Serikat dan Jepang pada Jumat (10/1) memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia untuk membatasi kemampuan Rusia dalam mendanai perang dikobarkannya terhadap Ukraina.

Departemen Keuangan Amerika memberlakukan sanksi baru tersebut yang diumumkan secara bersamaan melalui Departemen Luar Negeri dan Gedung Putih. Tujuan sanksi baru itu adalah untuk mengurangi pendapatan Rusia dari produksi energi, dan menargetkan dua produsen minyak terbesar Rusia, Gazprom Neft dan Surgutneftegas.

Pihak-pihak yang terkena sanksi mencakup lebih dari 200 entitas dan individu yang terlibat dalam sektor energi Rusia, termasuk para pedagang minyak Rusia, penyedia layanan lapangan minyak yang berbasis di Rusia, dan pejabat energi Rusia. AS juga menetapkan 180 kapal pengangkut minyak sebagai “properti yang diblokir.” Banyak dari kapal-kapal tersebut adalah bagian dari “armada bayangan” Rusia yang digunakan untuk mengangkut minyak Rusia secara diam-diam ke seluruh dunia.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih, wakil penasihat keamanan nasional Daleep Singh mengatakan, “Langkah-langkah tersebut secara kolektif akan mengikis miliaran dolar per bulan dari dana perang Kremlin dan, dengan melakukan hal tersebut, akan meningkatkan biaya dan risiko bagi Moskow untuk melanjutkan perang yang tidak masuk akal itu.”

Demikian pula, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi mengumumkan pada Jumat (10/1) bahwa Tokyo membekukan aset 33 organisasi dan 12 individu, termasuk seorang warga negara Korea Utara, berdasarkan undang-undang valuta asing dan perdagangan luar negeri negara tersebut.

Sebanyak 53 organisasi tambahan dari Rusia, China, dan negara-negara lain menjadi sasaran larangan ekspor dan tindakan-tindakan lainnya. Sekretaris kabinet mengatakan Jepang mengambil tindakan tersebut sebagai tanggapan atas dukungan Korea Utara terhadap upaya perang Rusia dan penggunaan negara ketiga oleh Rusia untuk menghindari sanksi sebelumnya.

Melalui akun media sosial X miliknya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengungkapkan rasa terima kasihnya dan menyebut kedua tindakan tersebut sebagai “pukulan signifikan” terhadap kemampuan Rusia dalam berperang.

Zelenskyy mengatakan tindakan Jepang akan membantu “membatasi akses Rusia terhadap mikroelektronika penting dan [menciptakan] hambatan tambahan untuk produksi rudal dan drone.” Zelenskyy mengatakan sanksi AS terhadap sektor produksi minyak Rusia akan mengganggu seluruh rantai pasokan Rusia.

“Tindakan seperti ini mengirimkan pesan yang jelas: Para penjahat harus membayar atas kejahatan mereka,” kata Zelenskyy. “Semakin sedikit pendapatan yang diperoleh Rusia dari minyak dan sumber daya energi lainnya, semakin cepat perdamaian akan dipulihkan.”

Reaksi Moskow, tentu saja, berbeda. Dalam jumpa pers melalui telepon pada Jumat, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan bahwa melalui sanksi tersebut, pemerintahan Biden yang akan segera habis masa jabatannya berusaha “meninggalkan warisan paling beracun dalam hubungan bilateral” antara Rusia dan Amerika Serikat.

Peskov, mengacu pada putaran baru bantuan militer yang disetujui oleh Amerika dan sekutunya di Eropa dalam Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina pada Kamis (9/1). Peskov juga menuduh pemerintahan Biden berusaha melanggengkan perang di Ukraina sebelum Presiden terpilih AS Donald Trump menjabat.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Kamis mengumumkan bahwa Amerika akan memberikan tambahan bantuan militer senilai $500 juta kepada Ukraina. [ft/pp]



Source link

Apa Reaksimu?

Lainnya Dari BuzzFeed