Feed

Pemotongan Dana Afghanistan adalah ‘Ancaman Terbesar dalam Membantu Perempuan’



Memotong dana untuk Afghanistan merupakan ancaman terbesar dalam membantu perempuan di negara itu, kata kepala badan bantuan terkemuka, Minggu (19/1).

Jan Egeland, Sekjen Dewan Pengungsi Norwegia (NRC), mengatakan, kaum perempuan dewasa dan anak-anak menanggung beban dari berkurangnya dukungan finansial untuk berbagai lembaga swadaya masyarakat dan bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan.

NRC membantu 772.484 orang Afghanistan pada tahun 2022. Jumlah tersebut merosot menjadi 491.435 orang pada 2023. Tahun lalu, badan bantuan itu membantu 216.501 orang. Separuh dari penerima bantuannya adalah perempuan.

Egeland, yang telah beberapa kali mengunjungi Afghanistan sejak 2021, mengatakan, “Kami melihat satu demi satu organisasi sejawat memangkas program dan staf dalam dua tahun terakhir. Ancaman terbesar untuk berbagai program membantu perempuan Afghanistan adalah pemangkasan dana. Ancaman terbesar bagi kesejahteraan masa depan kaum perempuan Afghanistan adalah (kurangnya) pendidikan.”

Pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban pada Agustus 2021 menyebabkan jutaan orang jatuh miskin dan kelaparan setelah bantuan asing dihentikan hampir dalam semalam.

Sanksi-sanksi terhadap penguasa baru negara itu, penghentian transfer bank dan pembekuan miliaran dolar cadangan mata uang asing Afghanistan telah memutus akses negara itu ke berbagai institusi global dan dana asing yang mendukung ekonominya yang bergantung pada bantuan sebelum penarikan pasukan AS dan NATO.

PBB dan badan-badan lainnya telah mendesak masyarakat internasional untuk terus mendukung negara yang terpojok itu.

Berbagai organisasi seperti NRC telah membantu mempertahankan berlangsungnya layanan publik melalui berbagai program pendidikan dan layanan kesehatan, termasuk nutrisi dan imunisasi. Tetapi kaum perempuan menghadapi lebih banyak kendala dalam mengakses layanan kesehatan dan pendidikan karena berbagai pembatasan yang diberlakukan pihak berwenang dan berlanjutnya kekurangan tenaga medis perempuan, yang juga diperburuk oleh keputusan Taliban.

Egeland mengatakan perempuan dewasa dan anak-anak Afghanistan tidak melupakan para pemimpin dunia yang mengatakan kepada mereka bahwa “prioritas nomor satu” mereka adalah pendidikan dan HAM. “Kini kita bahkan tidak dapat mendanai program mata pencaharian bagi para janda dan ibu tunggal,” katanya kepada kantor berita Associated Press melalui telepon dari Herat, provinsi di bagian barat Afghanistan.

Masyarakat internasional memberikan bantuan kemanusiaan di banyak negara di mana mereka tidak sependapat dengan kebijakan setempat. Tetapi tentangan terhadap kebijakan Taliban, bersama dengan “kelangkaan umum” dana bantuan di banyak negara, memperburuk kondisi kekurangan dana di Afghanistan, katanya.

Egeland mengatakan sebagian besar diskusinya dengan para pejabat Taliban dalam kunjungannya berkisar mengenai kebutuhan untuk memulai kembali kelas untuk kaum perempuan. “Mereka masih berpendapat bahwa hal itu akan terjadi, tetapi kondisinya tidak tepat,” katanya. “Mereka mengatakan mereka perlu menyepakati kondisinya.” [uh/lt]



Source link

Apa Reaksimu?

Lainnya Dari BuzzFeed