Paus Fransiskus hari Minggu (19/1) menyerukan agar gencatan senjata di Gaza “segera dihormati.” Ia juga berterima kasih kepada para mediator dan mendesak peningkatan bantuan kemanusiaan serta pemulangan para sandera.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh mediator,” kata Paus asal Argentina itu tidak lama setelah awal gencatan senjata antara Israel dan Hamas dimulai.
“Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam hasil penting ini. Saya berharap, sesuai yang disepakati, ini akan segera dihormati oleh para pihak dan agar semua sandera pada akhirnya dapat pulang ke rumah untuk kembali memeluk orang-orang yang mereka cintai,” lanjutnya.
“Saya berdoa sangat banyak untuk mereka, dan keluarga mereka. Saya juga berharap agar bantuan kemanusiaan akan lebih cepat menjangkau … orang-orang Gaza, yang memiliki begitu banyak kebutuhan mendesak,” kata Paus Fransiskus.
“Israel maupun Palestina sama-sama membutuhkan sinyal harapan yang jelas. Saya berharap otoritas politik kedua pihak, dengan bantuan masyarakat internasional, dapat menjangkau solusi dua negara yang tepat. Semoga semua orang mengatakan ya untuk dialog, ya untuk rekonsiliasi, ya untuk perdamaian,” imbuhnya.
Total 33 sandera yang ditawan militan dalam serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel dijadwalkan dipulangkan dari Gaza selama 42 hari gencatan senjata awal.
Berdasarkan kesepakatan itu, ratusan orang Palestina yang dipenjarakan akan dibebaskan dari penjara-penjara Israel.
Gencatan senjata itu dimaksudkan untuk membuka jalan bagi berakhirnya perang selama 15 bulan lebih yang dipicu oleh serangan Hamas, serangan paling banyak menewaskan korban dalam sejarah Israel.
Gencatan senjata itu menyusul kesepakatan yang dicapai oleh para mediator Qatar, AS dan Mesir setelah negosiasi berbulan-bulan, dan mulai berlaku menjelang pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS. [uh/lt]