Paus Fransiskus menyampaikan rasa terima kasihnya atas gencatan senjata di Gaza yang mulai berlaku pada Minggu (19/1), dalam pidato Angelus di lapangan Santo Petrus, dan memuji peran para mediator.
Paus berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat, yang berupayak mewujudkan kesepakatan itu, berdoa agar semua sandera bisa kembali ke rumah dan memeluk orang-orang yang mereka cintai.
Paus mengatakan, ia terus berdoa agar apa pun yang telah disepakati “akan dihormati.”
Paus juga berharap bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan akan segera tiba di Gaza, dan masyarakat internasional akan terus membantu kedua belah pihak untuk terus membina “dialog, harapan, dan perdamaian”.
Dalam pidatonya, Paus memuji keputusan pemerintah Kuba untuk membebaskan lebih dari 500 tahanan secara bertahap, menggambarkan-nya sebagai “isyarat harapan besar yang mewujudkan salah satu niat tahun peringatan ini.”
Pada Kamis, Kuba membebaskan seorang pembangkang terkenal, José Daniel Ferrer dari penjara, sebagai bagian dari keputusan pemerintah untuk membebaskan ratusan tahanan secara bertahap, setelah berunding dengan Vatikan.
Ferrer, penentang keras pemerintah komunis pulau itu, memastikan kepada kantor berita Associated Press bahwa ia dibebaskan dan berada di rumah di Palma Soriano, sebuah kota di provinsi Santiago, lebih dari 960 kilometer dari timur Havana.
“Saya berharap dalam beberapa bulan mendatang, inisiatif semacam ini akan terus dilakukan di berbagai belahan dunia, menanamkan rasa percaya diri dalam perjalanan individu dan masyarakat,” tambah Paus Fransiskus.
Pembebasan itu juga berlangsung beberapa hari setelah pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan niatnya untuk mencabut penetapan Amerika terhadap Kuba sebagai negara yang mendukung terorisme. [ps/ab]