Feed

TikTok Tutup Akses di Amerika


TikTok menghentikan operasinya di Amerika Serikat pada Sabtu (19/1) malam waktu setempat dan menghilang dari Apple Store serta Google Store, menjelang diberlakukannya undang-undang yang memaksa penutupan aplikasi yang digunakan oleh 170 juta warga Amerika tersebut pada Minggu (20/1). Keputusan itu diambil pada saat presiden terpilih Donald Trump tidak dapat campur tangan hingga ia dilantik.

“Undang-undang yang melarang TikTok telah berlaku di Amerika,” demikian pesan yang muncul kepada pengguna yang mencoba mengakses aplikasi tersebut. “Sayangnya, ini berarti Anda tidak bisa menggunakan TikTok untuk sementara waktu.”

“Kami beruntung karena Presiden Trump mengindikasikan akan bekerja sama dengan kami untuk menemukan solusi agar TikTok bisa kembali beroperasi setelah ia menjabat,” tambah pesan itu. “Mohon bersabar!”

Setelah berbulan-bulan terlibat dalam pertikaian hukum, pada Jumat (17/1) Mahkamah Agung Amerika Serikat menegakkan undang-undang yang melarang platform berbagi video populer tersebut demi alasan keamanan nasional. Keputusan itu bisa dibatalkan jika pemilik TikTok di China mendivestasi sahamnya kepada pembeli non-China paling lambat pada Minggu (19/1).

Dari penari remaja hingga nenek-nenek yang berbagi kiat memasak, TikTok dikenal karena kemampuannya mengubah pengguna biasa menjadi selebritas global saat sebuah video menjadi viral.

Aplikasi ini juga memiliki penggemar, yaitu Trump, yang menganggap TikTok berhasil menghubungkannya dengan pemilih yang lebih muda, yang berkontribusi pada kemenangan pemilihannya pada November.

Setelah berbicara dengan Presiden China Xi Jinping, Trump mengatakan kepada NBC News pada Sabtu bahwa ia dapat menunda penangguhan TikTok selama 90 hari setelah ia kembali ke Ruang Oval.

Aplikasi TikTok terlihat di sebuah ponsel di San Francisco, Jumat, 17 Januari 2025. (Foto: AP)

Aplikasi TikTok terlihat di sebuah ponsel di San Francisco, Jumat, 17 Januari 2025. (Foto: AP)

“Saya pikir itu akan menjadi pilihan yang akan kami pertimbangkan. Perpanjangan 90 hari adalah sesuatu yang kemungkinan besar akan dilakukan, karena itu tepat,” katanya, menjelang pelantikan pada Senin (20/1).

“Jika saya memutuskan untuk melakukannya, saya mungkin akan mengumumkannya pada Senin.”

Undang-undang tersebut memungkinkan penundaan 90 hari jika Gedung Putih dapat menunjukkan kemajuan menuju kesepakatan yang sah, namun pemilik TikTok, ByteDance, secara tegas menolak untuk menjual platform tersebut.

Pemerintahan Presiden Joe Biden yang akan lengser mengatakan akan menyerahkan masalah tersebut kepada Trump, dan juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre menganggap pernyataan terbaru TikTok sebagai “aksi tipuan.”

Setelah kalah di pengadilan, CEO TikTok Shou Chew mengajukan banding kepada Trump, mengucapkan terima kasih atas “komitmennya untuk bekerja sama dengan kami guna menemukan solusi.” Chew menambahkan, “Trump benar-benar memahami platform kami.”

Trump “benar-benar memahami platform kami,” tambahnya.

Chew juga akan menghadiri pelantikan Trump pada Senin.

Undang-undang itu mewajibkan Apple dan Google untuk menghapus TikTok dari aplikasi mereka, menghentikan unduhan baru. Kedua perusahaan tersebut bisa didenda hingga $5.000 per pengguna yang masih bisa mengakses aplikasi tersebut.

Oracle, yang menampung server TikTok, juga secara hukum wajib menegakkan larangan tersebut. [ah/ft]



Source link

Apa Reaksimu?

Lainnya Dari BuzzFeed