Jakarta (ANTARA) – PT Bukit Asam merupakan anggota grup dari MIND ID (Mining Industry Indonesia) dan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan terkemuka milik negara indonesia (BUMN). Setiap Anggota MIND ID wajib menerapkan Nilai-Nilai Utama (
) Sumber Daya Manusia BUMN, AKHLAK, yaitu Amanah; Kompeten; Harmonis; Loyal; Adaptif; dan Kolaboratif. MIND ID telah menetapkan Noble Purpose “
. MIND ID hadir untuk kemakmuran Indonesia, kemajuan peradaban dunia, dan masa depan yang lebih baik.
Dalam menciptakan kesejahteraan dan masa depan yang baik, Bukit Asam berfokus pada aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) untuk membangun energi masa depan yang berkelanjutan dan meningkatkan nilai pemangku kepentingan melalui pertumbuhan dan profitabilitas. Hal ini sejalan dengan visi perseroan “Menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan,” serta misi Bukit Asam: “Mengelola sumber energi dengan mengembangkan kompetensi korporasi dan keunggulan insani untuk memberikan nilai tambah maksimal bagi stakeholder dan lingkungan.”
Penerapan ESG (Environment, Social, and Governance) memiliki peranan penting dalam bisnis perusahaan. Direksi membentuk Komite ESG dalam meningkatkan fokus dan akuntabilitas dalam prinsip ESG. Salah satu output dari Komite ini adalah roadmap dekarbonisasi, menunjukkan keseriusan Perusahaan dalam upayanya untuk mendukung pencapaian komitmen Net Zero Emission (NZE) Indonesia di tahun 2060. Di tahun 2024 melalui Kementerian BUMN telah menerapkan Key Performance Indicators bagi Perusahaan dengan berlandaskan pada pilar ESG.
ENVIRONMENT (LINGKUNGAN)
Fokus Bukit Asam bukan hanya mencetak laba tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan hidup dan menunjukkan kepedulian terhadap isu-isu sosial. Bagi Bukit Asam, keselarasan tersebut sesuai dengan visi Perseroan: “Menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan,” serta misi Bukit Asam: “Mengelola sumber energi dengan mengembangkan kompetensi korporasi dan keunggulan insani untuk memberikan nilai tambah maksimal bagi stakeholder dan lingkungan.”
PTBA senantiasa menjalankan praktik penambangan yang baik sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan, sekaligus meminimalkan dampak atas kegiatan penambangan yang dilakukan Perusahaan. PTBA berkomitmen untuk meningkatkan pemahaman karyawan terkait isu-isu lingkungan dan praktik penambangan yang baik. Hal itu direalisasikan Perusahaan dengan secara berkala mengikutsertakan karyawan dalam berbagai pelatihan terkait CSR dan isu-isu lingkungan. Selama tahun 2023, pelatihan CSR dan Lingkungan yang diikuti karyawan PTBA adalah sebagai berikut:
Keanekaragaman Hayati dan Konservasi
Pelestarian keanekaragaman hayati merupakan fokus dan perhatian utama PTBA. Hal itu tidak terlepas dari bidang usaha Perusahaan di bidang penambangan yang sedikit banyak mengubah bentang alam dan akan berdampak negatif terhadap keanekaragaman hayati. Lebih dari itu, PTBA menyadari bahwa ekosistem alami menyediakan air dan udara bersih, dan berkontribusi pada keamanan pangan dan kesehatan manusia. Keanekaragaman hayati juga mampu berkontribusi secara langsung pada penghidupan lokal, sehingga menjadikannya sangat penting dalam mencapai pengurangan kemiskinan, serta pembangunan berkelanjutan. PTBA menyadari bahwa kegiatan operasional penambangan batu bara dan kegiatan pendukungnya seperti aktivitas bongkar muat memiliki dampak signifikan terhadap keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, Perusahaan telah memetakan sumber dampak, bentuk dampak, dan program pengelolaan untuk meminimalkan dampak sebagaimana tabel berikut:
Adapun program konservasi keanekaragaman hayati yang disepakati kedua belah pihak di Wilayah Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan berupa dukungan kerjasama pemulihan ekosistem melalui penanaman/rehabilitasi DAS pada Kawasan Suaka Margasatwa di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kabupaten Lahat, dan Kabupaten Muara Enim dengan melibatkan masyarakat secara aktif. Selain itu, juga terjalin kesepakatan dukungan kerja sama untuk pengawetan flora dan fauna, antara lain melalui konservasi bunga bangkai (Amorphophallus sp.), anggrek pensil (Luisia sp.), beruang madu (Helarctos malayanus) dan/atau flora fauna lain melalui identifikasi, inventarisasi, dan monitoring di Suaka Margasatwa Isau-isau dan Suaka Margasatwa Gumai Pasemah, serta Pembinaan populasi gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Kawasan Suaka Margasatwa Gunung Raya.
Reklamasi dan Revegetasi
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara melakukan pengurukan. Perusahaan melakukan reklamasi pada areal tambang terbuka yang meninggalkan lubang tambang, seperti areal penambangan Tanjung Enim.
Revegetasi atau penanaman kembali adalah usaha untuk memperbaiki dan memulihkan vegetasi yang rusak melalui kegiatan penanaman dan pemeliharaan pada lahan bekas tambang. Revegetasi dilakukan melalui tahapan kegiatan berupa persiapan lapangan, persemaian dan/ atau pengadaan bibit, pelaksanaan penanaman, dan pemeliharaan tanaman. Untuk mendukung revegetasi, Perusahaan mengelola Pusat Pembibitan Tanaman seluas 2,5 hektar di areal Tambang Air Laya. Kebun bibit ini memiliki koleksi 84 spesies dengan kapasitas 500.000 batang bibit tanaman per tahun.
Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca
Untuk mengukuhkan penerapan ESG, PTBA telah melaksanakan berbagai kebijakan, termasuk upaya menurunkan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dalam proses bisnis. PTBA berhasil mencatatkan penurunan emisi total hingga 16,29% dari Business As Usual (BAU) tahun 2023.
SOSIAL
Bukit Asam menghormati keberagaman individu tanpa memandang perbedaan etnik, agama, ras, kelas, gender, status sosial, pandangan politik ataupun kondisi fisik. Sesuai dengan prinsip ini, Bukit Asam berdedikasi untuk memperlakukan karyawan secara setara dalam hal kesempatan kerja, evaluasi kinerja, kemajuan karir, pengembangan kompetensi, kompensasi, dan aspek lainnya. Bukit Asam juga menjunjung tinggi penegakan hak asasi manusia bagi semua orang, baik di dalam maupun di luar perusahaan.
PTBA telah memiliki komitmen kebijakan sistem pengamanan yang berisi pedoman dalam melakukan komunikasi dengan pemangku kepentingan eksternal. Melalui kebijakan dan pedoman tersebut, PTBA telah berhasil mencapai zero fatality dan memaksimalkan penanganan K3. Sejak Juli 2010, PTBA mengintegrasikan semua sistem operasional yang berhubungan dengan aspek pengelolaan K3 ke dalam Bukit Asam Management System (BAMS).
Per 31 Desember 2023, jumlah pegawai Perusahaan mencapai 1.561 orang, mengalami penurunan sebesar 2,38% dibandingkan jumlah karyawan per 31 Desember 2022 yang sebanyak 1.599 orang. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa hal, meliputi pegawai yang sudah memasuki masa purnabakti, mengundurkan diri, atau meninggal dunia. Selain itu, Perusahaan juga mempekerjakan tenaga alih daya yaitu mereka yang melakukan pekerjaan untuk PTBA tetapi tidak memiliki hubungan kerja langsung dengan PTBA. Lebih dari 20% dari total pegawai adalah perempuan dan 14% diantaranya telah menempati posisi di Manajemen.
PTBA secara berkala menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia (SDM) guna meningkatkan kapasitas dan kompetensi mereka. Dalam menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan, PTBA merujuk pada Rencana Pelatihan Tahunan yang disusun berdasarkan Training Need Analysis (TNA) untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan profesi/ sertifikasi.
Masyarakat (society) merupakan salah satu pemangku kepentingan utama bagi PTBA. Penerimaan masyarakat terhadap operasional perusahaan sangat mempengaruhi keberlangsungan dan keberlanjutan bisnis PTBA, begitu juga sebaliknya. Sesuai dengan bisnis utama dan aktivitas sosial lingkungan yang dijalankan PTBA, sebagai berikut:
TATA KELOLA
Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good Corporate Governance, penerapan GCG ini terutama didasarkan pada 5 (lima) prinsip dasar, yaitu transparasi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran. Implementasi ESG berkaitan dengan aspek tata kelola, yang meliputi Penyelenggaraan kepemimpinan, penerapan etika bisnis, dan transparansi yang diinisiasi oleh AVP Compliance yang berada di bawah satuan kerja Sekretaris Perusahaan dan berada di bawah Direktur Utama. Manajemen risiko yang di inisis oleh AVP Risiko Korporat dan AVP Risiko Bisnis & Strategi yang berada di bawah satuan kerja Manajemen Risiko dan berada di bawah Direktur Keuangan & Manajemen Risiko. Sistem manajemen dan penyelenggaraan Good Corporate Governance yang diinisiasi oleh AVP GCG dan Kinerja Perusahaan yang berada di bawah satuan kerja Sistem Manajemen Perusahaan & GCG dan berada dibawah Direktur Utama. Regulation Compliance yang diinisiasi oleh AVP Hukum yang berada di bawah satuan kerja Hukum dan Regulasi dan berada dibawah Direktur Sumber Daya Manusia. Performance Growth yang diinisiasi oleh AVP Anggaran dan Analisa Manajemen yang berada di bawah satuan kerja dan berada dibawah Direktur Keuangan & Manajemen Risiko.
Kesuksesan PT Bukit Asam dalam menerapkan prinsip ESG (Environment, Social, and Governance) tidak lepas dari perencanaan yang strategis. Bapak Dr. Andrian Haro, S.Si., M.M menerangkan dalam mata kuliah manajemen operasi terkait Key Success Factors and Core Competencies. Key Success Factors (KSF) adalah kegiatan-aktivitas yang diperlukan bagi sebuah perusahaan untuk mencapai tujuannya. Di sisi lain, kompetensi inti adalah seperangkat keterampilan, bakat, dan kemampuan unik yang dilakukan perusahaan dengan standar kelas dunia. Pada Strategy Development Process, Perusahaan menganalisis lingkungan di mana mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Memahami lingkungan, pelanggan, industri, dan pesaing. Menentukan Misi Perusahaan, alasan keberadaan perusahaan dan mengidentifikasi nilai. Membentuk Strategi keunggulan kompetitif, seperti harga rendah, fleksibilitas desain atau volume, kualitas, pengiriman cepat, ketergantungan, layanan purna jual, atau lini produk yang luas. Hal tersebut sudah dilakukan PT Bukit Asam, sehingga PT Bukit Asam sudah mencapai posisi perusahaan pertambangan batu bara yang berfokus pada inovasi untuk ketahanan energi nasional dan keberlanjutan lingkungan.
Atas upaya dan inisiatif PT Bukit Asam di tahun 2023 dalam penerapan prinsip ESG, PTBA mendapatkan apresiasi berupa penilaian/rating yang positif dari Lembaga terkait, baik dari dalam maupun luar negeri. PTBA berhasil mempertahankan rating “BB” dari penilaian yang dikeluarkan oleh Morgan Stanley Capital International (MSCI). Dan rating “B” dari Carbon Disclosure Project (CDP). Kemudian, penilaian ESG Risk Rating dari Morningstar Sustainalytics, PTBA mendapatkan nilai 31,5 (yang terbaik di Indonesia jika dibandingkan dengan peers) dan mempertahankan kelas risikonya tetap di kategori tinggi. Terakhir, penilaian Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait indikator ESG Perusahaan adalah 78,5 dari skor maksimal 100 dengan kategori baik.
________________________________________
Karya tulis ini dibuat dalam rangka lomba MediaMIND 2024 dengan kategori Reportease Mahasiswa yang digagas oleh MIND ID.
Penulis : Icha Vanida Putri
Perguruan Tinggi : Magister Manajemen – Fakultas Ekonomi – Universitas Negeri Jakarta
Narasumber : Dr. Andrian Haro, S.Si., M.M – Dosen Fakultas Ekonomi UNJ