Ratusan pelayat berkumpul di kota Rahat, Israel selatan, Jumat (10/1) untuk menghadiri pemakaman sandera Israel berusia 23 tahun, Hamzah al-Zayadni, yang jasadnya ditemukan oleh tentara Israel di Gaza awal minggu ini.
Pemakaman diadakan beberapa jam setelah tentara mengonfirmasi identitas jenazah tersebut. Jenazah ditemukan bersama ayahnya, Yosef al-Zayadni yang berusia 53 tahun, yang diidentifikasi dan dimakamkan pada hari Kamis.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan keduanya ditangkap bersama-sama dan hidup-hidup ketika militan Hamas menyerbu Israel selatan pada tanggal 7 Oktober 2023. Dua anak Zayadni lainnya yang juga ditangkap, dibebaskan dalam pertukaran tahanan selama gencatan senjata selama seminggu pada bulan November 2023.
IDF mengatakan kedua jenazah tersebut ditemukan di terowongan bawah tanah di daerah Rafah. Tidak dilaporkan bagaimana mereka meninggal, tetapi kantor berita Reuters melaporkan seorang perwira militer mengindikasikan kematian mereka bukanlah karena meninggal baru-baru ini.
IDF juga melaporkan pada hari Jumat bahwa jet-jet tempur Angkatan Udara Israel menyerang target-target kelompok pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman.
Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di situs web dan media sosialnya, IDF mengatakan bahwa serangan itu dilakukan sebagai tanggapan atas serangan berulang-ulang oleh rezim teroris Houthi terhadap Israel.
Reuters melaporkan bahwa salah satu serangan udara menghantam ibu kota Yaman, Sana’a, di dekat para pengunjuk rasa yang berkumpul untuk mendukung warga Palestina di Gaza. Televisi Yaman al-Masirah menayangkan video asap mengepul di dekat Lapangan al-Sabeen di kota itu. Penyiar tersebut melaporkan bahwa serangan udara itu juga menargetkan sebuah pembangkit listrik di ibu kota.
IDF mengatakan bahwa mereka juga menargetkan infrastruktur Houthi di pelabuhan Ras Issa dan Hudaydah di pantai barat Yaman.
Pemberontak Houthi telah berulang kali menembakkan pesawat nirawak dan rudal ke arah Israel dan melancarkan serangan terhadap pengiriman internasional di Laut Merah dekat Yaman sejak perang dimulai di Gaza. Para pemberontak mengatakan bahwa mereka bertindak untuk mendukung warga Palestina.
Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat terus memimpin upaya untuk mengamankan gencatan senjata antara Israel dan Hamas dengan membebaskan sandera dan meningkatkan bantuan kemanusiaan bagi warga sipil Palestina.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada hari Rabu bahwa kesepakatan “sangat dekat,” dan bahwa ia berharap untuk mengamankan kesepakatan sebelum masa jabatan Presiden Joe Biden berakhir pada tanggal 20 Januari.
Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, dan negara-negara lain telah menetapkan Hamas sebagai kelompok teroris.
Perang di Gaza dimulai dengan serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 terhadap Israel di mana para militan menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang lainnya. Masih ada sekitar 100 sandera yang ditahan di Gaza, dengan setidaknya sepertiga dari mereka diyakini telah tewas.
Serangan balasan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 46.000 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut, yang tidak membedakan antara kombatan dan warga sipil dalam penghitungannya, tetapi mengatakan bahwa lebih dari separuh korban adalah wanita dan anak-anak.
Selain mereka yang tewas, kementerian tersebut mengatakan lebih dari 109.300 orang telah terluka. [es/pp]
Beberapa informasi untuk laporan ini disediakan oleh The Associated Press, Reuters, dan Agence France-Presse.