Presiden Filipina Ferdinand Marcos mengatakan telah melakukan percakapan melalui telepon yang “sangat bersahabat” dengan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa (19/11). Ia mengungkapkan harapan untuk memperkuat hubungan aliansi kedua negara di masa depan.
Manila dan Washington telah lama menjadi sekutu yang dituangkan dalam kesepakatan. Hubungan kedua negara itu semakin erat sejak Marcos menjabat pada 2022 dan mulai menentang klaim Beijing atas Laut China Selatan.
Marcos mengikuti langkah para pemimpin negara lainnya yang ikut memberikan selamat kepada Trump atas kemenangannya dalam pemilu Amerika 2024, sekaligus mengupayakan kelangsungan hubungan Manila dengan pemerintahan yang akan datang.
Pembicaraan melalui sambungan telepon dengan Trump “sangat bersahabat” dan “sangat produktif”, kata Marcos kepada wartawan saat berkunjung ke Pulau Catanduanes, yang dilanda topan dahsyat pada Sabtu.
“Kami berbicara tentang… aliansi antara Amerika Serikat dan Filipina. Dan saya menyampaikan kepadanya keinginan kita untuk terus memperat hubungan antara kedua negara kita, yang sudah terjalin erat dan berlangsung cukup lama.”
Marcos menambahkan bahwa menurutnya Trump “senang mendengar kabar dari Filipina.”
Marcos menindaklanjuti pernyataannya dalam unggahan di Facebook yang menampilkan foto dirinya sedang duduk di meja, dikelilingi dua pohon Natal, sambil berbicara melalui telepon pintarnya.
“Dukungan luar biasa dari warga Filipina di Amerika Serikat atas kemenangan gemilang Anda merupakan bukti persahabatan yang dalam dan abadi antara kedua negara kita,” kata Marcos. [ah/es]